Nuklir Rusia Menggelegar: AS Kecam Retorika Berbahaya

Doktrin Nuklir Rusia Diperbarui, Pertimbangkan Serangan Nuklir Jika Dihantam Rudal Konvensional
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyetujui doktrin nuklir terbaru yang menyatakan bahwa Rusia dapat mempertimbangkan penggunaan senjata nuklirnya jika dihantam serangan rudal konvensional yang didukung oleh negara berkekuatan nuklir.
Persetujuan ini merupakan tanggapan terhadap keputusan pemerintahan Presiden Joe Biden yang mengizinkan Ukraina menembakkan rudal jarak jauh pasokan AS untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia.
Doktrin nuklir yang diperbarui menguraikan ancaman-ancaman yang dapat menjadi dasar bagi pemimpin Rusia untuk mempertimbangkan serangan nuklir. Disebutkan dalam doktrin tersebut, bahwa serangan dengan rudal konvensional, drone, atau pesawat tempur dapat dianggap memenuhi kriteria tersebut.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengecam doktrin baru Rusia sebagai retorika tak bertanggung jawab yang sama dari Rusia, yang telah kita lihat selama dua tahun terakhir.
Amerika Serikat menyatakan tidak terkejut dengan pengumuman Rusia dan tidak melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklirnya sendiri sebagai tanggapan atas pernyataan Rusia.
Latar Belakang
Persetujuan doktrin nuklir terbaru Rusia ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina. Ukraina telah menggunakan rudal jarak jauh buatan AS untuk menyerang wilayah Rusia, dan Moskow menuduh Kyiv menggunakan senjata itu untuk pertama kalinya pada Selasa kemarin.
Washington telah memperingatkan bahwa pengerahan pasukan Korea Utara oleh Rusia terhadap Ukraina merupakan eskalasi yang signifikan dan akan ditanggapi oleh Amerika Serikat.
Analisis
Doktrin nuklir terbaru Rusia merupakan peringatan tersendiri bagi Amerika Serikat, yang mendukung Ukraina dengan pasokan persenjataan selama perang berlangsung sejak tahun 2022 lalu.
Persetujuan doktrin ini menunjukkan bahwa Rusia bersedia menggunakan senjata nuklirnya jika merasa terancam oleh serangan konvensional yang didukung oleh negara berkekuatan nuklir.
Namun, Amerika Serikat menyatakan tidak melihat adanya perubahan pada postur nuklir Rusia dan tidak akan menyesuaikan postur nuklirnya sendiri sebagai tanggapan atas pernyataan Rusia.
Situasi ini menunjukkan bahwa ketegangan antara Rusia dan Barat terus meningkat, dan risiko eskalasi konflik nuklir tetap menjadi perhatian utama.
✦ Tanya AI